Sebagian besar korban dilaporkan adalah anggota keluarga kelompok pemberontak Singa Timur yang berperang dengan kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS.
Rekaman tentang sang anak, yang di beberapa media sosial diidentifikasi sebagai 'Abdullah Issa,' pertama kali muncul secara online pada Selasa (19/7) pagi.
Menurut PBB, 260 orang telah tewas saat melakukan perjalanan atau setibanya di kamp sejak Desember, termasuk 211 anak di bawah usia lima tahun.